Box2boxid

Arsenal bergerak cepat di bursa transfer kali ini. Pergerakan mereka pun dapat pujian dengan merapatnya Gabriel Jesus. Lalu, apakah Jesus adalah juru selamat buat Arsenal? Bareng Jerry, Rana, dan Rossi, semuanya dibahas di episode Take-Ons kali ini. Perekrutan Arsenal nunjukkin harapan bagus? (03:25) Sudah mau mulai musim baru, masih ada aja bahasan Mikel Arteta in or out. Kalau Edu (dirtek) gimana? Soalnya Arsenal lagi “Brasilisasi” (08:07) Gak lolos Liga Champions bikin fan Arsenal dan Manchester United diketawain… sama fan Tottenham Hotspur (11:33) Apakah Gabriel Jesus adalah sosok yang Arsenal butuhkan? (14:32) Sebagai penyerang proven di Premier League, Gabriel Jesus harusnya bisa jadi main man di rencananya Arteta (21:27) Fan Arsenal baru sadar membiarkan Olivier Giroud pergi itu sebuah kesalahan (25:56) Klub sukses sekarang gak cuma punya satu penyerang bagus, tapi biasanya trio penyerang (30:42) Ayo beli merchandise eksklusif Box2Box Football! Ada kaus Don Carlo dan Miskin Taktik!

Karena Bapak Head of Content sedang di Denmark, Pak CEO pun turun gunung! Di episode kali ini, Jerry, Rana, dan Rossi ngebahas soal “lesser evil” di dunia sepakbola berkenaan dengan balasan defensif Presiden Paris Saint-Germain, Nasser Al-Khelaifi, kepada Presiden LaLiga, Javier Tebas. Benarkah klub BUMN adalah “evil” sesungguhnya di sepakbola? Konten: Update dari sekitar: ganja buat medis, serta ‘Muhammad’ dan ‘Maria’ (04:54) Presiden LaLiga, Javier Tebas, nyebut klub BUMN kayak Manchester City dan Paris Saint-Germain lebih berbahaya dari Super League (11:45) Ironisnya, dua klub yang dibela Tebas (Real Madrid dan Barcelona) adalah “anggota” Super League (16:20) Lebih evil klub BUMN atau klub raksasa tradisional kayak Real Madrid? (19:48) Klub BUMN itu evil karena uangnya gak terbatas (23:41) Semua yang dilakukan—baik oleh klub BUMN, FIFA milih Piala Dunia 2022 di Qatar, sampai Arab Saudi ngebeli Newcastle United—itu namanya sportwashing (27:48) Ngomong-ngomong Nasser Al-Khelaifi itu punya banyak j

Selamat datang musim panas, selamat datang pra-musim! Demi mengasah kemampuan tim (dan juga mendulang cuan) klub-klub Eropa udah bersiap terbang ke Amerika dan Asia. Di episode kali ini, kami ngundang Firzie Idris dan Amal Ganesha yang pernah ikut ngawal pra-musim Manchester City sebagai karyawan klub Inggris itu. Gak ketinggalan juga, Jerry, Dex, dan para bintang tamu ngangkat bahasan soal gimana, sih, baiknya ngemajuin olahraga di sebuah negara.  Konten:  Update soal legalisasi ganja dan rekap bencana alam di Indonesia dari BNPB (04:30)  Musim 2021/22 baru saja beres, tapi Liga Champions 2022/23 (babak preliminary) sudah dimulai aja (07:02)  Box2Box Football kembali mengundang Firzie Idris dan Amal Ganesha, dua orang Indonesia yang pernah bekerja di Manchester City (10:45)  Pengalaman mendampingi Man City buat pra-musim mereka (14:58)  Sekarang banyak klub Inggris yang pra-musim ke Amerika, Asia, sampai Australia (19:02)  Di situasi yang serba mepet ini, Perlu b

Isu lain di sepakbola Indonesia yang sering gak diseriusin, soal Stadium Safety. Kasusnya gak cuma terjadi di Bandung, tapi juga terjadi di banyak stadion di Indonesia. Semua dibahas lengkap di episode terbaru #UmpanTarik

Paul Pogba bikin cerita lagi lewat dokumenter-nya: The Pogmentary. Salah satu isu yang dibahas di dalam dokumenter itu adalah dia merasa Manchester United salah tidak menawari perpanjangan kontrak kepadanya, walaupun menurut kabar, Pogba minta gaji lebih besar lagi meski sudah dapat £290 ribu per pekan. Kasus Pogba vs Man United ini kembali menunjukkan adanya power play antara player vs club. Setelah hubungan Pogba dan Man United kelihatan gak bekerja satu sama lain, kenapa Pogba masih aja berharap dapat perpanjangan kontrak? (02:56) Mungkin Pogba bilang gitu karena dia merasa masih punya pride (05:21) Jadi klien dari agen sekelas mendiang Mino Raiola, Pogba mungkin aja “dikontrol” sama Raiola (07:34) Apapun itu, lagi-lagi gak jauh dari player power vs club power. Mending memihak ke pemain atau klub? (09:08) Kalau ngomongin club power, memangnya Man United masih punya power sekarang? Apalagi mereka gak main di Liga Champions (10:35) Setuju gak bahwa pemain itu perlu dibahagiain dulu oleh klub supaya bi

Presiden LaLiga, Javier Tebas, kayaknya sensi banget sama Paris Saint-Germain dan Manchester City. Secara resmi, dia dan LaLiga komplain soal keberadaan kedua klub itu yang dia sebut “lebih berbahaya daripada Super League”. Ini gak lepas dari doping finansial yang dimiliki kedua klub tersebut—PSG malah rugi ratusan juta euro melulu beberapa musim terakhir, tapi tetap bisa jalan. Bener gak tudingan Tebas itu? Semua dibahas di episode ini oleh Jerry, Dex, dan Rossi. Konten: Box2Box Football akan main bola bareng followers (02:35) Ternyata kalau main bola, Dex adalah komandan berposisi bek tengah, Rossi full-back tradisional, dan Jerry penyerang oportunis (05:55) Maraknya kecurangan di UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) alias ujian masuk perguruan tinggi (14:50) Kecurangan juga terjadi di sepakbola, termasuk furbizia di Italia, pemanfaatan ruang di Belanda, dan “dark arts” di Uruguay (20:55) Kecurangan di sepakbola modern: mengakali FFP (Financial Fair Play), sampai-sampai LaLiga protes sama Mancheste

Football Governance. Istilah yang sering dianggap rumit. Padahal ini adalah kunci buat sepakbola sebuah negara bisa jadi lebih baik. #UmpanTarik episode terbaru ngebahas soal ini bersama Amal Ganesha dari Ganesport Institute dan Dex Glenniza yang bakal ikut konferensi Internasional di Denmark! Konten: Lembaga think-tank pertama di Indonesia dalam meneliti kebijakan dan manajemen olahraga, terdiri dari sport scholars lokal dan luar negeri (03:18) Indonesia haus prestasi sehingga semua keberhasilan dijadikan pencitraan (07:40) Di negara berkembang, organisasi non-profit seperti asosiasi olahraga (kayak PSSI) sering dijadikan batu loncatan (10:23) Apa hubungannya popularitas dengan politik? Makin dikenal, makin populer, maka elektabilitasnya makin tinggi (13:49) Sebenarnya tugas Ketua Umum PSSI bukan cuma ngurusin (prestasi) Timnas Indonesia? (17:53) Sebagai perbandingan, komposisi voter di FA (PSSI-nya Inggris) didominasi oleh sepakbola amatir, sehingga asosiasi sepakbola bukan ngurusin prestasi timnas

Melihat tren beberapa musim terakhir, gak banyak penyerang tengah jadi top skor di Premier League. Musim 2021/22 aja, Mohamed Salah dan Son Heung-min—keduanya bukan penyerang tengah murni—tampil sebagai pencetak gol terbanyak. Namun, bukan berarti penyerang tengah murni udah mati. Lihat aja keberadaan Darwin Núñez dan Erling Håland yang baru gabung ke Premier League, plus dominasi striker di daftar pencetak gol terbanyak Serie A. Bareng Jerry, Dex, dan Rossi, episode ini bakal bahas soal penyerang tengah, kelolosan Indonesia ke Piala Asia, serta Arsène Wenger yang ngusulin gak ada lagi throw-in di sepakbola. Konten: Reshuffle di sepakbola: pelatih (02:41) Indonesia akhirnya lolos ke Piala Asia lagi (06:03) Nostalgia Indonesia di Piala Asia 2004 dan 2007 (10:21) Arsenal dan Manchester United senasib di jendela transfer musim panas sejauh ini: sama-sama belum dapat pemain incaran (14:30) Datangnya dua penyerang generasi baru—Erling Håland (22 tahun) dan Darwin Núñez (21)—di saat banyak penyerang tengah y

Socios ngumumin kerjasama dengan Persib. Nah, Fan Token itu apa, sih?  Dampaknya buat suporter apa, sih? Apa ada kaitannya dengan fan ownership di klub? Selengkapnya dibahas di episode terbaru #UmpanTarik

Sebagai podcast olahraga terbaik se-Indonesia, Jerry, Rossi, dan Dex ngomongin award di episode kali ini. Sebelumnya kami sempat bahas soal Son Heung-min yang gak masuk dalam penghargaan PFA meski penampilannya sepanjang 2021/22 impresif. Begitu juga ketika Wesley Sneijder gak masuk tiga besar Ballon d’Or 2010 meski membawa Inter Milan treble dan Belanda ke final Piala Dunia. Ini bisa diperparah jika nanti Karim Benzema gak ada di papan atas Ballon d’Or 2022. Apakah penghargaan semacam ini lebih mencerminkan performa atau cuma favoritisme? Konten: Kenapa Dex memfavoritkan angka 17? Favoritisme ternyata sudah terbangun dari hal kecil dan secara gak langsung (01:06) Menurut kalian, favoritisme di ajang penghargaan pemain itu beneran ada atau gak? Termasuk di Ballon d’Or (02:53) Favoritisme ada salah satunya karena familiaritas, gara-gara orang banyak terpapar oleh hal tersebut (04:51) Harus ada yang melakukan challange sama sistem voting buat award-award seperti ini (06:36) Meski gitu, favoritisme sama fa

Dalam sepakbola, yang namanya pencitraan itu lazim. Tapi gak semuanya bisa dibenarkan juga. Di episode kali ini, Dex, Jerry, dan Rossi ngebahas pencitraan di sepakbola (termasuk di PSSI dan FIFA). Selain itu, bahasan soal Son Heung-min yang lagi-lagi gak masuk nominasi penghargaan di Inggris juga ikut diangkat. Konten: Box2Box Football masuk saat-saat “Nations League”: Perpanjangan periode setelah musim reguler berakhir. Mending kita main bola apa sama followers? (02:35) Update dari lingkungan sekitar: Nasi Padang daging babi dan jenazah Emmeril Kahn Mumtadz dimakamkan di Indonesia (05:37) Medsos bola diramaikan dengan analisis Timnas Indonesia yang dibilang gak nasionalis karena membocorkan taktik Shin Tae-yong (09:38) Apakah betul dunia sepakbola ini memang gudangnya pamrih dan pencitraan? Apakah wajar ada badan olahraga yang sering memunculkan presiden atau ketua umumnya dalam pemberitaan? (17:10) Dibandingkan negara-negara lain, Indonesia tergolong sering memunculkan berita soal ketumnya (22:13)

Musim baru selesai, tapi bursa transfer pemain udah langsung panas. Wajar, soalnya bursa transfer musim panas udah buka pada bulan Juni (di Inggris) dan awal Juli (di Jerman, Spanyol, dll.). Ada Real Madrid yang dikit lagi gaet Aurélien Tchouaméni dan Liverpool yang merapat ke Darwin Núñez—dua-duanya dengan harga mahal. Namun, meski mahal, keduanya dianggap sebagai pembelian yang tepat untuk masing-masing klub. Di episode kali ini, Jerry, Rossi, Firzie, dan Segaf dari IndoSpurs bakal ngebahas persoalan transfer, termasuk pentingnya kerja Director of Football (DoF). Konten: Box2Box Football jarang punya perspektif yang “firm” soal Tottenham Hotspur, makanya kali ini kita mengundang perwakilan Spurs: Segaf Abdullah (03:27) Update dari UEFA Nations League yang gak banyak dipedulikan penonton dan bahkan pemainnya sendiri (08:11) What if: Kalau Ukraina kemarin lolos ke Piala Dunia, segimana itu akan ngebantu situasi geopolitik mereka lawan Rusia? (11:30) Mari kita bahas transfer, kebetulan 10 Juni 2022 bert

Piala Presiden 2022 akan segera bergulir. Simak review komprehensif dari Umpan Tarik!

Pada Take-Ons kali ini, Jerry dan Rossi ngebahas Gareth Bale. Kenapa Bale? Jadi gini, habis Real Madrid jadi juara Champions League, dia jadi pemain Britania pertama yang meraih lima trofi UCL/European Cup; yang terbanyak. Yang jadi pertanyaan habis itu adalah… Dia mau cabut ke mana? Ternyata nomor punggung terakhirnya di klub bukan lagi 11, melainkan 18 (02:22) Bale ini layak disebut legenda Madrid atau lucky bastard belaka karena main di tim yang bagus? (03:25) Di Wales, lebih bagus Bale atau Ryan Giggs atau Craig Bellamy? (04:18) Hubungan Bale dengan klub dan suporter beberapa tahun terakhir memburuk. Dia sempat di-boo sama pendukung sendiri—meski akhirnya dibelain sama Casemiro. Masih layak dipanggil sebagai legenda? (06:19) Sebenarnya kapan declining moment buat Bale? (08:30) Suporter Wales dan Real Madrid sama-sama demanding, tapi Bale merasa lebih terkoneksi di Wales daripada di Madrid (10:29) So, what next buat Bale? (12:30)

Gerard Piqué pisah dengan Shakira, sementara Sir Alex Ferguson masuk golongan suami takut istri kalo di rumah. Ini nunjukkin, kalo pemain dan pesohor sepakbola cuma manusia biasa di luar lapangan. Kalo bukan karena sepakbola, apa jadinya mereka? Ya, manusia kayak kita-kita juga. Bareng Jerry dan Rossi, episode ringan ini bakal ngebahas hidup pemain dan pelatih di luar lapangan. Konten: Bukan cuma Real Madrid yang juara di Paris dan dapat gelar ke-14, petenis Rafael Nadal juga (02:32) Rafael Nadal punya paman, Miguel Ángel Nadal, yang pernah main buat Barcelona (09:22) Yang gak kalah ramai sepanjang weekend kemarin: pemukulan dan perkelahian di jalan tol (12:57) Kabar perpisahan Gerard Piqué dan Shakira ramai juga, apalagi pas lagi slow day (gak ada pertandingan) kayak begini. BTW, kabar Piqué selingkuh sama ibunya Gavi itu hoaks, ya (16:40) Barcelona menyewakan Camp Nou sebagai venue pernikahan. Kenapa warganet pada ngeributin ini, ya? Padahal ini biasa dilakukan (19:07) Pesepakbola kesannya keren da

Eksodus besar-besaran terjadi di Old Trafford pada jeda musim. Paul Pogba, Jesse Lingard, Juan Mata, Edinson Cavani cabut—dan ada kemungkinan pemain yang pergi bakal bertambah. Di satu sisi, ini nunjukkin bahwa Manchester United mau berbenah, tapi di sisi lain nunjukkin bahwa selama ini manajemen mereka dalam rekrutmen serta penjualan pemain itu buruk. Gak ketinggalan, Jerry, Dex, Rafli, dan Rossi juga ngebahas berbagai isu internasional (mulai dari sepakbola hingga isu Ukraina dan Palestina), finalissima, serta PFA Player of the Year. Konten: Apakah sepakbola (Eropa) gak cocok dihibur sama show sebelum kick-off atau half-time kayak di Amerika Serikat? (05:27) Ukraina selangkah lagi ke Piala Dunia 2022, kesannya jadi “people's champion” tapi ternyata orang Indonesia banyak juga yang gak suka sama Ukraina, malah mendukung Rusia (11:41) Argentina menang 3-0 atas Italia di Finalissima. Turnamen apa ini? Glorifikasi laga persahabatan atau dihitung major title? Kalau dihitung major title, narasi Lionel Messi d

Jelang musim kompetisi baru dimulai, justru banyak "keseruan" terjadi! Dari pemain naturalisasi yang gak bisa dimainkan timnas, pergantian nama klub, sampai kompetisi pra musim yang belum ada namanya! Selengkapnya dibahas di episode terbaru #UmpanTarik

Masih hangat soal final UEFA Champions League yang mempertemukan Liverpool dan Real Madrid. Jerry, Aun, dan Rossi memperdebatkan: Mending sepakbola proaktif atau reaktif? Ini gak lepas dari anggapan orang bahwa Liverpool ngewakilin yang proaktif, sementara Madrid yang reaktif. Meski, catatan sedikit, Madrid gak selamanya reaktif. Kalau lihat karakteristik Carlo Ancelotti, mereka sebetulnya lebih pragmatis aja: Mencoba bermain praktis dengan memaksimalkan apa yang tim sendiri punya–dan kadang fokus mengeksploitasi kelemahan lawan. Konten: Apa bedanya pragmatis dan reaktif? (02:24) Apakah sepakbola pragmatis/reaktif jadi penawar buat sepakbola proaktif? (03:18) Jadi, yang pragmatis/reaktif itu adalah klub atau pelatihnya (06:29) Pilih mana: Gaya bermain atau hasil akhir? (08:28) Proaktif harusnya bisa fleksibel dan pada akhirnya bersinergi dengan hasil akhir (10:18) Orang suka salah kaprah: Kalau sudah dapet result bagus, tim itu baik-baik aja. Padahal gak selalu gitu (11:33) Main what if kalau Aun d

Real Madrid emang pawangnya UCL. Tapi, jangan salah, Carlo Ancelotti juga begitu. Dia serial winner juga kalo urusannya trofi UCL. Jadi, keberhasilan Madrid gak lepas dari sosok Ancelotti itu sendiri. Terus apa kiat Ancelotti bisa bikin tim yang dia latih jadi juara? Di episode kali ini, Jerry, Aun, Dex, dan Rossi bahas komplet mulai dari sosok Ancelotti, Thibaut Courtois, hingga Jürgen Klopp. Konten: Tori Story dari nonton bareng Champions League di Tori Kaizoku (06:40) Banyak yang bilang Real Madrid itu menang karena Thibaut Courtois lagi “luck” doang (10:32) Daripada menganggap Madrid beruntung, lebih baik soroti lini depan Liverpool. Lagipula kalau gak bisa memecah kebuntuan, kayaknya yang “miskin taktik” itu Jürgen Klopp, bukan Carlo Ancelotti (16:33) Pada laga final, apa yang bikin taktik Ancelotti berhasil? Ada banyak detail taktik sebenarnya (20:51) Liverpool punya beberapa kelemahan yang sebetulnya sudah mereka tahu tapi mereka gak bisa mengantisipasinya (24:56) Mungkin benar, DNA Eropa it

Episode silaturahmi selanjutnya dari Box2Box Football: Duo TJ kembali mengudara! Tio Utomo, Kang Jalu, Jerry Arvino, dan Dex Glenniza membahas pramatisme José Mourinho yang berhasil membawa dia jadi juara Eropa lagu (meski “hanya” di UEFA Europa Conference League), kebangkitan Serie A (liganya bapak-bapak pas zaman Kang Jalu muda), dan preview final Liga Champions. Kalau Mohamed Salah belum bisa lupa dicederain Sergio Ramos dan dikalahin Real Madrid (2018) sehingga pengin balas dendam, sepertinya para penonton belum bisa lupanya adalah sama blunder Loris Karius. Konten: Duo TJ is back! Tio dan Jalu, yang pada awal-awal Box2Box Football biasa membahas sepakbola dari sudut pandang berbeda, meski “berbeda” yang dimaksud adalah “bokep” (01:41) Cerita terciptanya Umpan Tarik dan kemudian Duo TJ (06:41) Tanda-tanda Anda sudah jadi bapak-bapak adalah ketika sudah gak sanggup nonton bola lagi di jam begadang (13:00) Ada yang blunder, bukan operator Box Room, melainkan operator BBC yang nulis “Manchester United a